Bagaimana sih pelaksaaan vaksinasi Covid-19? Berikut beberapa pertanyaan yang sering diajukan terkaitmasalah praktis pelaksanaan vaksin COVID-19.
__
Pertanyaan: Apakah vaksin COVID-19 bisa digunakan bersamaan dengan vaksin lainnya? Jika tidak, berapa lama jarak antara vaksin COVID-19 dengan vaksin jenis lainnya misalnya Hepatitis B yang diberikan 3 kali?
Jawab: Sebenarnya boleh, namun karena ini vaksin baru dan perlu pengamatan ketat untuk KIPI sebaiknya jagan diberikan dengan vaksin lain dahulu. Disarankan diberi jarak minimal 1 bulan. Untuk vaksin Hepatitis B yang diutamakan adalah vaksin pertama dan kedua yang akan meningkatkan antibodi. Suntikan ketiga boleh dimundurkan 1 bulan jika sekiranya bertepatan dengan jadwal vaksin COVID-19.
__
Pertanyaan: Bagaimana pada pemberian vaksin Sinovak jika tidak dapat melakukan vaksinasi/suntikan kedua pada hari ke-14 karena sakit atau halangan lainnya?
Jawab: Suntikan kedua dapat diberikan paling lambat 28 hari setelah suntikan pertama. Jika dilakukan setelah 28 hari kemungkinan titer antibodi neutralisasi yang terbentuk mungkin kurang.
__
Pertanyaan: Apakah ada pemeriksaan sebelum/sesudah vaksin COVID-19? Apakah diperlukan Swab PCR atau antigen? Apakah sesudah 2 kali vaksin perlu diperiksa kadarantibodi SARS- CoV-2?
Jawab: Pada vaksinasi untuk masyarakat, pemeriksaan tersebut tidak diperlukan. Pemeriksaan tersebut hanya diperlukan saat uji klinik atau penelitian.
__
Pertanyaan: Apakah ada obat yang tidak boleh dikonsumsi sebelum pemberian vaksin COVID-19?
Jawab: Obat yang dapat menyebabkan penurunan kekebalan tubuh seperti Sitostatika dan Steroid dosis tinggi sebaiknya tidak diberikan vaksin COVID-19.
__
Pertanyaan: Apakah setelah diberikan vaksin COVID-19 dapat menyebabkan tes rapid antibodi rekatif? Bagaimana membedakannya dengan orang yang tes rapid reaktif tanpa vaksinasi?
Jawab: Kemungkinan imunoglobulin M dan G akan naik, dapat dibadakan melalui anamnesis.
__
Pertanyaan: Apakah ada tanda-tanda vaksin COVID-19 yang kita berikan berhasil membentuk antibodi yang memproteksi atau tidak?
Jawab: Pemeriksaan kadar antibodi hanya dilakukan pada uji klinik.pada imunisasi massal tidak perlu dilakukan pemeriksaan kadar antibodi.
__
Pertanyaan: Apakah boleh vaksin COVID-19 pertama diberikan jenis A sedangkan vaksin kedua diberikan jenis B, bolehkah dengan dua vaksin yang berbeda?
Jawab: Pada prinsipnya sebaiknya vaksin yang digunakan sama. Jika dengan vaksin berbeda harus ada uji klinik dahulu.
__
Pertanyaan: Jika tahun ini sudah menggunakan vaksin Sinovac sebanyak 2 kali. Apakah tahun depan boleh menggunakan vaksin jenis lain?
Jawab: Kita belum mengetahui apakah vaksin COVID-19 memerlukan booster di kemudian hari. Jika memerlukan booster sebaiknya diberikan booster dengan merek vaksin yang sama. Jika tidak tersedia vaksin merek yang sama maka sebaiknya menggunakan vaksin dengan platform sama (misalnya jenis inactivated dengan inactivated). Penggunaan vaksin disesuaikan dengan ketersedian dan indikasinya.
Sebagai contoh: pada sesorang yang berusia lanjut pilihannya adalah vaksin Astra Zeneca, Moderna, atau Pfizer yang berdasarkan hasil uji klinis tahap 3 sudah terbukti untuk usia lanjut.
__
Pertanyaan: Jika seseorang hasil serologi lgG (rapid) reaktif, tapi Swab PCR SARS-CoV-2 negatif. Apakah masih perlu diberikan vaksin COVID-19?
Jawab: Obat yang dapat menyebabkan penurunan kekebalan tubuh, seperti sitostatika dan steroid dosis tinggi sebaiknya tidak diberikan vaksin COVID-19.
__
Pertanyaan: Apakah setelah diberikan vaksin COVID-19, hasil pemeriksaan serologi pasien akan reaktif? Apakah pemeriksaan serologi diperlukan sebelum vaksin COVID-19?
Jawab: Setelah pasien vaksinasi mungkin serologi imunoglobiu M dan G meningkat. Pemeriksaan serologi tidak diperlukan sebelum vaksin.
__
Pertanyaan: Bagaimana cara mengetahui vaksin sudah mengalami kerusakan setelah disimpan atau dalam pengiriman?
Jawab: Pada botol vaksin biasanya ada penanda yang akan berubah ketika vaksin sudah rusak
__
Pertanyaan: Apakah vaksin dapat diberikan jika pasien mengalami batuk dan flu, tapi Swab negatif? Jika tidak berapa lama harus menunggu setelah sembuh dari sakit tersebut?
Jawab: Tunggu sampai batuk dan flu sembuh, kemudian jadwalkan kembali vaksin.
Di sini, Anda dapat menemukan berbagai informasi terbaru kesehatan, berita terkini tentang berbagai kegiatan, inovasi, dan pencapaian rumah sakit, termasuk liputan acara penting lainnya.
Tinggalkan Komentar